Cari Blog Ini

INSPIRASI HIDUP SEORANG

>> Selasa, 23 Maret 2010

Di sebuah kerajaan, karena kesibukan sang raja memerintah, permaisurilah yang menemani dan sangat memanjakan sang pangeran. Pangeran tumbuh menjadi pemuda yang sombong, egois, kurang sopan santun, dan malas belajar. Raja sangat sedih memikirkan sikap pangeran muda. Bagaimana nasib negeri ini nantinya?

Setelah berbincang dengan permaisuri, raja pun bertitah: "Anakku, tahta kerajaan akan ayah serahkan kepadamu, tetapi dengan syarat engkau harus tinggal dan belajar selama 1 tahun di atas bukit bersama seorang guru yang telah ayah pilih. Bila engkau gagal, maka tahta kerajaan akan ayah serahkan kepada orang lain."

Pangeran serta merta menyanggupi persyaratan itu. Dalam hati ia berkata, "Apalah artinya penderitaan 1 tahun dibandingkan kelak sebagai raja, aku bisa hidup mewah dan bersenang-senang seumur hidupku!"

Setibanya di kediaman sang guru, tingkah laku pangeran tetap sombong, menyebalkan, dan tidak sopan. Dia merasa sebagai pangeran, semua orang harus menuruti kemauannya. Setiap kali gurunya bertanya, pangeran menjawab semaunya. Setiap kali gurunya menerangkan pelajaran, pangeran tidak mendengarkan-merasa sudah tahu semua.

Tidak terasa haripun berganti minggu. Sang guru berpikir keras tentang cara untuk memberi pelajaran kepada pangeran yang sombong dan sok pintar itu.

Suatu hari, sang guru menyeduh teh dan menuangkan ke cangkir pangeran. Air teh dituang terus dan terus hingga tumpah ke mana-mana sehingga mengenai tangan sang pangeran. Pangeran berteriak marah, "Hai, bodoh sekali! Menuang teh saja tidak becus! Cangkir sudah penuh mengapa masih dituang terus? Air mendidih, lagi!"

Dengan tersenyum sang guru berkata tegas, "Beruntung hanya tangan pengeran yang terkena percikan teh panas. Sebagai seorang pangeran, calon raja dan suri tauladan bagi rakyatnya, tidak sepantasnya berkata tidak sopan seperti itu, lebih-lebih kepada gurunya sehingga sepantasnya mulut pangeranlah yang harus dituang teh panas ini.

Guru sengaja menuang terus cangkir yang telah terisi penuh karena ingin mengajarkan kepada Yang Mulia bahwa cangkir teh diumpamakan sama seperti otak manusia. Bila telah terisi penuh maka tidak mungkin diisi lagi. Karenanya kosongkan dulu cangkirmu, kosongkan pikiranmu, agar bisa diisi hal-hal baru yang positif. Hanya bekal ini yang ingin guru sampaikan. Bila pangeran tidak berkenan, silakan pergi dari sini."

Mendengar perkataan sang gurunya yang tegas, pangeran seketika tertunduk malu. Peristiwa itu menyadarkan pangeran untuk mengubah sikapnya dan menerima pelajaran dari gurunya. Tentu saja perubahan sikap pengeran ini membuat raja sangat bergembira.

Karena status, pendidikan, atau kedudukan, seringkali seseorang merasa lebih tahu, lebih mengerti, dan lebih pintar dari orang lain. Sikap seperti ini membuat pikiran tertutup (atau mental block), sulit menerima hal-hal baru yang diberikan oleh orang lain.

Sikap seperti ini jelas merugikan dirinya sendiri. Jika kita bisa bersikap open mind / membuka pikiran dalam menerima hal-hal baru dan mau menerima kritikan yang diberikan oleh orang lain, maka kita akan dapat memetik banyak keuntungan; seperti bertambahnya wawasan, ide, pengetahuan, pengertian, wisdom, dan lain sebagainya. Pasti semua itu bisa kita manfaatkan untuk mengembangkan dan menciptakan kesuksesan.

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2933349

erwin depok

Read more...

Memihak Pasar Tradisional

>> Senin, 22 Maret 2010

Pasar tradisional yang terdapat di beberapa wilayah Indonesia ini tidak terlepas dari sejarah dan budaya nenek moyang kita. Namun, seiring perubahan gaya hidup konsumen, pasar tradisional semakin termaginalkan. Tumbuhlah beberapa pasar modern, berupa mal, supermarket, bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut keuntungan. Ini bermula dari Keppres No. 96/2000 tentang usaha tertutup dan terbuka bagi penenaman modal asing (PMA). Perdagangan eceran (ritel) terbuka bagi asing. Hypermarket berdiri di berbagai kota. Bahkan, 2009 peritel asing, Wallmart, Casino, Tesco, Central Thailand, tertarik masuk ke Indonesia. Peritel asing yang sudah lama membumikan usahanya dengan mengakuisisi ritel nasional.

Akibatnya, hypermarket tumbuh dari 83 tahun 2005 menjadi 121 pada tahun 2007, minimarket dari 6.465 tahun 2005 menjadi 8.889 tahun 2007. Menurut panegamat ritel Hidayat (12/2), hal ini didukung diterapkannya bunga rendah dan perputaran yang tinggi, sehingga Carrefour merajai pasar. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha retail Indonesia (Aprindo), Benjamin Mailool menyatakan, Carrefour menjalankan strategi daya, dan ekonomi yang telah mengakar.

Meskipun pasar tradisional 2002-2008 turun 11,7%, sedang pasar modern tumbuh 31,4%, saat ini pasar tradisional masih menjadi pilihan rakyat di tengah lesunya perekonomian. Menurut Kementerian Perdagangan, ada 13.450 pasar tradisional di Indonesia yang menghidupi sekitar 12,6 juta pedagang (Kontan, 17/03/09). Jika setiap pedagang menanggung tiga i\orang maka sekitar 50,4 juta penduduk bergantung pasar tradisional. Belum lagi konsumen di pasar ini. Hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak, Hingga 2007 saja, Peusahaan Daerah (PD) pasar Jaya masih mengelola 150 pasar di DKI jakarta beraset lebih dari Rp 3 triliun. Nilai perdagangan di seluruh pasar yang dikelola PD Pasar Jaya lebih dari Rp. 150 triliun per tahun dari tempat usaha mencapai 98.507 unit. Setiap hari dikunjungi lebih dari 2 juta atau 20% penduduk Jakarta. Apakah potensi ini dibiarkan tergilas arus perubahan? Pemilik kebijakan harus jeli merancang masa depan pasr tradisional.

Besarnya PHK akibat krisis ekonomi saat ini, perlu dicarikan solusi alternatif. Pemberdayaan pasar tradisional bisa jadi membuka kesempatan kerja informal bagi sebagian korban PHK. Pasar tradisional juga menjadi tempat distribusi akusisi dan internal growth. Ini didukung besarnya penduduk Indonesia.

Konsumen ibarat raja. Gaya hidupnya terus didorong berubah dan dikendalikan pengelola pasar modern. Sejumlah kelebihan ditawarkan pasar modern. Harga lebih murah, diskon, hadiah, jaminan kualitas, tampilan menarik, dan kemudahan akses informasi produk. Ditunjang dasiltas lain sebagai alternatif hiburan bagi pemebeli, seperti tempat bermain, tempat jajan, maka akan menarik konsumen. Di sisi lain, ketidaknyamanan, seperti lorong penuh dagangan, bau pengap, tempat kotor, bahkan harga lebih tinggi, sering dijumpai di pasar tradisional. Inilah sebagian pemicu ditinggalkannya pasar tradisional. Lantas, apa yang harus dibenahi agar pasar tradisional dapat bersaing? Apa peran Pemerintah?

Ada sejumlah alasan konsumen tetap memilih pasar tradisional. Diantarnaya alasan budaya, sejarah, mudah dijangkau, harga bisa ditawar atau diutang lebih dahulu, rasa kekeluargaan yang cukup tinggi, tidak seboros berbelanja di pasar modern, bahkan menawarkan peluang usaha dan pekerjaan.

Besarnya membumikan perusahaan ritel multinasional perlu dicermati. Dengan pilar : capital power, trend setter, consumer traffic maker, cheapest price pasar modern mempunyai market power yang cukup besar. Penjualan 10 peritel besar di dunia mencapi US$ 1.091 miliar tahun 2008. Lima di antara 10 rital besar itu meliputi Carrefor, WallMart, Metro Group, Tesco, dan Seven & 1 (kompas, 1/9/08). Mereka sering mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah, terutama pemda, untuk memuluskan nafsu keserakahannya. Ini tentu sangat tidak sebanding dengan power yang dimiliki pelaku pasar tradisional. Jika pemerintah tidak memberikan ragulasi yang jelas dan tegas maka sangat mungkin potensi sosial, budaya, dan ekonomi pasar tradisional akan tergilas.

Sinar Harapan, 20 Mei 2009
Penulis adalah peserta program Pengantar Sistem Agroindustri di Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya, Malang

erwin depok

Read more...

Kiat sukses berkomunikasi dengan remaja bagi orang tua

>> Kamis, 18 Maret 2010

Permasalahan remaja.
Banyak orang tua yang mengeluh, mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak remajanya, mengapa ? Padahal sebelumnya, semuanya lancar-lancar saja. Tetapi begitu anak menginjak usia remaja, konflik, “breng” atau ketidak cocokan sering muncul diantara anak remaja dan orang tua. Orang tua tidak habis pikir, mengapa hal ini bisa terjadi, siapa yang salah ?.

Mengapa perilaku remaja menjadi menyulitkan?. Masa remaja adalah masa transisi atau periode dalam kehidupan manusia yang mengalami beberapa perubahan yang terjadi secara bersamaan. Ketidak mampuan remaja mengatasi kondisi menekan karena perubahan tersebut, sering mengakibatkan munculnya gangguan dalam perilakunya. Perubahan yang terjadi pada anak remaja, mencakup perubahan: fisik, kognitif, sosial, dan emosional.

Perubahan fisik terjadi sebagai akibat masaknya hormon testosteron pada laki-laki dan estrogen pada perempuan. Remaja perempuan ditandai dengan menstruasi pertama kalinya (menarche) dan remaja laki-laki dengan mimpi basah (pollutio) Kemasakan hormon ini berpengaruh pada kematangan organ-organ reproduksi dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

Perkembangan kognisi remaja mencapai tahap formal operational yang memungkinkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek, sehingga remaja mampu mengambil keputusan untuk dirinya.
Perkembangan sosial, ditunjukkan adanya keinginan yang kuat pada remaja untuk melepaskan diri dari ikatan dengan keluarga dan lebih melibatkan diri dengan teman sebayanya. Hal ini dilakukan remaja dalam usahanya untuk menemukan identitas dirinya, mendapatkan peran sosial sebagai pribadi dewasa yang mandiri.
Perkembangan emosi, ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan penuh gejolak. Perubahan emosi ini erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja.

Dari sedikit uraian diatas dapat dipahami bahwa perubahan perkembangan yang terjadi pada remaja, sering mengakibatkan remaja mengalami keadaan tertekan (stress). Kemampuan remaja mengatasi berbagai problem, sehingga tidak stres sangat ditentukan oleh seberapa besar dukungan dari keluarga terutama orang tuanya. Makin besar dukungan yang diperoelh remaja dalam mengatasi berbagai problemnya, makin rendah kemungkinannya remaja mengalami stres sehingga terhindar dari gangguan dalam perilakunya. Komunikasi yang bagaimanakah dengan remaja, agar bisa efektif dan harmonis, sehingga dapat membantu proses perkembangan pribadinya menuju kedewasaan.
Komunikasi dengan remaja

Komunikasi, baik verbal maupun nonverbal pada dasarnya merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses pendidikan anak, juga merupakan sumber-sumber rangsangan untuk membentuk kepribadian anak. Apabila komunikasi antara orang tua dan anak dapat berlangsung dengan baik, maka masing-masing pihak dapat saling memberi dan menerima informasi, perasaan dan pendapat sehingga dapat diketahui apa yang diinginkan, dan konflikpun dapat dihindari. Keterbukaan melalui komunikasi ini akan menumbuh kembangkan bahwa anak dapat diterima dan dihargai sebagai manusia. Sebaliknya bila tidak ada komunikasi yang baik maka besar kemungkinan kondisi kesehatan mentalnya mengalami hambatan. Dari penelitian diperoleh bukti adanya kecenderungan psikopatologi pada anak, disebabkan karena adanya hambatan dalam proses komunikasi antara anak orang tua, terutama ibunya.

Dalam proses perkembangan kepribadian anak, orang tua juga berperan sebagai pendidik yaitu bertugas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kehidupan yang akan menjadi landasan yang kuat bagi bagi tumbuhnya jiwa dan pribadi anak. Keluarga merupakan wahana bagi anak untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan. Melalui pola asuh orang tua anak mengenal nilai-nilai moral, mengenal tindakan yang baik dan yang buruk sebelum ia mengembangkan interaksi sosial di luar lingkungan keluarganya. Keberhasilan orang tua dalam mengembangkan nilai-nilai moral bukan disebabkan karena otoritasnya tetapi lebih pada bagaimana mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektualnya. Kenyataannya banyak orang tua yang kurang dapat berkomunikasi dengan anaknya, terutama dengan remaja. Mengapa ?. Banyak orang tua kurang menyadari bahwa respon (verbal maupun nonverbal) dalam menanggapi anaknya, menyebabkan hambatan dalam berkomunikasi.

Respon yang sering diutarakan orang tua pada anaknya yang menyebabkan terputusnya komunikasi, antara lain adalah: memerintah; mengancam-memperingatkan; mendesak-memberi kotbah; menasehati-menyelesaikan masalah; memberi kuliah-mengajari; menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan; mencemooh-membuat malu; menyelidiki-mengusut; menghindar-mengalihkan perhatian-menertawakan; dan memuji-menyetujui;
Ungkapan-ungkapan tersebut diatas membuat anak: menghentikan pembicaraaan; mempertahankan diri; menyerang-berdebat; merasa rendah diri; benci dan marah; merasa bersalah; merasa diperlakukan seperti anak kecil; merasa tidak dimengerti; merasa perasaan-perasaannya tidak dibenarkan; merasa sedang diinterogasi. Rasanya semua kriteria tersebut sering dilakukan orang tua dalam otoritasnya sebagai orang yang harus dipatuhi.

Bagaimanakah sebaiknya ? Agar komunikasi dengan anak tidak terputus perlu kiranya orang tua memahami cara berkomunikasi yang efektif, antara lain:
1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untuk membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan mencurahkan isi hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa diterima dan dihargai. Beberapa pernyataan yang bersifat membuka antara lain: “Saya mengerti.. “ Ya..hm.. “Oh ya..” Coba ceritakan lebih banyak..”ibu koq tertarik ya..”Kelihatannya kamu seneng ya..
2. Mendengar Aktif, kemampuan orang tua untuk menguraikan perasaan anak dengan tepat, jadi orang tua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat bahasa verbal maupun nonverbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif, anatara lain: mendorong terjadinya katarasis; menolong anak tidak takut terhadap perasaan (positif-negatif); mengembangkan hubungan yang sangat dengan orang tua; memudahkan anak memecahkan masalahnya; meningkatkan kemampuan anak untuk mendengar pendapat orang tua; meningkatkan tanggung jawab anak
3. Komunikasi dengan empatik, prinsip Komunikasi Empatik: “Berusaha mengerti lebih dahulu, baru dimengerti” . Dalam mendengarkan empatik, kita sebagai orang tua berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak remaja kita. Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan hati. Hati kita merasakan, memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang sedang dialami oleh anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri. Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional sekaligus intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang lain.


Memang tidak mudah untuk dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak remaja kita yang sedang mengalami berbagai gejolak dalam dirinya. Tetapi tidak berarti tidak bisa. Pemahaman dan pengertian kita sebagai orang tua atas kesulitan-kesulitan yang sedang dialami anak remaja kita, merupakan hal sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan pengertian dari orangtuanya bahwa ia sedang mengalami proses perubahan.Sikap ini akan mendukung terjalinnya komunikasi yang positif dengan anak remaja kita.

Sofia Retnowati
Fakultas Psikologi ugm
Sumber : google.com

Read more...

ASURANSI DAN BEBERAPA FUNGSINYA

>> Minggu, 14 Maret 2010

Seperti kita ketahui salah satu cara penanggulangan risiko adalah dengan mengasuransikan suatu risiko kepada perusahaan asuransi. Cara ini dianggap sebagai metode yang paling penting dalam upaya menanggulangi risiko. Karenanya banyak orang yang berpendapat bahwa manajemen risiko sama dengan asuransi. Padahal keadaaan yang sebenarnya tidaklah demikian.

Asuransi artinya transaksi pertanggungan, yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan penanggung. Dimana penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat / kapan terjadinya. Sebagai kontraprestasinya si tertanggung di wajibkan membayar sejumlah uang kepada si penanggung, yang besarnya sekian prosen dari nilai pertanggungan, yang biasa disebut "premi".
Ditinjau dari beberapa sudut, maka asuransi mempunyai tujuan dan teknik pemecahan yang bermacam-macam, antara lain:
a. Dari segi Ekonomi, maka :
Tujuannya : mengurangi ketidak pastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan.
Tekniknya : dengan cara mengalihkan risiko pada pihak lain dan pihak lain mengkombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar, sehingga dapat diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan terjadinya kerugian.

b. Dari segi Hukum, maka :
Tujuannya : memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek atau suatu kegiatan bisnis kepada pihak lain.
Tekniknya : melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung dalam kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko beralih kepada penanggung.

c. Dari segi Tata Niaga, maka :
Tujuannya : membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta program asuransi.
Tekniknya : memindahkan risiko dari individu / perusahaan ke lembaga keuangan yang bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan asuransi), yang akan membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi yang ditanganinya.

d. Dari segi Kemasyarakatan, maka :
Tujuannya : menanggung kerugian secara bersama-sama antar semua peserta program asuransi.
Tekniknya : semua anggota kelompok (kelompok anggota) program asuransi memberikan kontribusinya (berupa premi )untuk menyantuni kerugian yang diderita oleh seorang / beberapa orang anggotanya.

e. Dari segi Matematis, maka :
Tujuannya : meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan hasil ramalan itu dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta (sekelompok peserta) program asuransi.
Tekniknya : menghitung besarnya kemungkinan berdasarkan teori kemungkinan ("Probability Theory"), yang dilakukan oleh aktuaris maupun oleh underwriter.
Definisi dan fungsi asuransi
Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal ini bisa dimaklumi, karena mereka dalam mendefinisikannya disesuaikan dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam memandang asuransi, dimana sesuai dengan uraian diatas bahwa asuransi dapat dipandang dari beberapa sudut.
Definsi-definisi tersebut antara lain :
1. Definisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia :

"Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu".

Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :
a. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
b. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
c. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya).
d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu.


2. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack :

"Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".

3. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green:

"Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".

4. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:

a. "Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung".
b. "Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial".


Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi asuransi yang dapat mencakup semua sudut pandang :
"Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu".

Fungsi Asuransi :
1. Transfer Resiko
Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi
2. Kumpulan Dana
Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk membayar resiko yang terjadi.


Sumber : http://www.asuransi-mobil.com/asuransi-pengertian.htm

Read more...

PERMASALAHAN BANJIR DI KOTA BESAR JAKARTA

>> Selasa, 09 Maret 2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedekatan makhluk hidup dengan alam sering dilupakan sehingga kepekaan terhadap alam kurang dalam perhatian. Manusia di beberapa daerah kota sering melalaikan keseimbangan alam sehingga dapat mengakibatkan beberapa bencana alam seperti banjir yang terjadi pada musim penghujan yang disebabkan karena tindakan manusia sendiri (membuang sampah ke sungai maupun kegiatan yang tidak memperhatikan keseimbangan alam).
Didalam penataan tata letak kota dan pertamanan yang kurang efisiennya suatu program yang dapat menyebabkan berkurangnya daya serap air di suatu wilayah tertentu dan dapat berdampak pada wilayah lain.
Musim hujan yang telah tiba, membuat warga kota Jakarta semakin sibuk dengan persiapan yang dilakukan untuk menyelamatkan keluarga dan harta yang dimiliki. Jakarta sering terkena banjir yang diungkapkan dari beberapa sumber yang merupakan kiriman air dari wialayah Bogor, dikarenakan aliran sungai yang berasal dari kabupaten bogor antara lain : DAS Ciliwung, DAS Cakung, DAS Angke, DAS Sunter, DAS Kalibaru dan DAS Krukut.
Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek pada musim hujan perlu suatu pengamatan dan tindak lanjut dari pihak pemerintah. Adapun, kota Jakarta merupakan ibukota negara yang merupakan sentral ekonomi negara.

B. Identifikasi Masalah
Indonesia terdapat dua msuim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada musim hujan , terjadi masalah banjir dan tanah longsor , sedangkan pada musim kemarai terjadi masalah kekeringan, kebakaran hutan dan lahan. Apakah Indonesia terutama kota-kota besar dapat terbebas dari banjir?

C. Pembatasan Masalah
Aplikasi sistem disesuaikan dengan keterbatasan tenaga, waktu dan biaya dimana tidak setiap persoalan manajemen diselesaikan dengan pendekatan sistem. Pembatasan ruang lingkung sering sekali digunakan untuk mendapatkan pengkajian yang effisien dan operasional (Eriyatno, 1999).
Mengingat pembahasana tinjauan pelaksanaan penanggugalangan banjir di wilayah Jabodetabek, penulis merasa perlu untuk membatasi cakupan Pembahasan ini. Pembahasan penulis difokuskan pada sistem penanggulangan banjir di wilayah Jabodetabek dengan beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab terjadinya banjir disebebakan oleh perilaku manusia antara lain : perencanaan pembangunan alur sungai yang salah, tata wilayah yang belum efisien, pembangunan sarana dan prasarana yang salah serta terdapat pendangkalan sungai dan pengendapan yang diakibatkan erosi.

D. Perumusan Masalah
Perbaikan yang ditujukan pada Perencanaan pembangunan alur sungai yang salah, tata wilayah yang belum efisien, pembangunan sarana dan prasarana yang salah serta terdapat pendangkalan sungai dan pengendapan yang diakibatkan erosi.

E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem penanggulangan banjir di wilayah Jabodetabek. Sedangkan tujuan khusus dari tugas ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tata letak kota di wilayah Jabodetabek.
2. Untuk mengetahui permasalahn banjir yang melanda kota-kota besar terutama kota Jakarta.
3. Untuk mengetahui sistem pengendalian banjir di Kota Jakarta.

F. Manfaat Penulisan
Memberikan pengetahuan mengenai banjir dan penanggulangan bencana banjir yang melanda kota-kota di Indonesia terutama di Jakarta.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Kebutuhan
Analisa kebutuhan merupakan permulaan pengkajian dari suatu sistem (Eriyatno, 1999). Dalam melakukan analisa kebutuhan dinyatakan kebutuhan-kebutuhan yang ada, baru kemudian dilakukan tahap pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan. Dalam makalah ini dijelaskan mengenai sistem pengendalian banjir dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Adapun analisis mengenai kebutuhan untuk pihak yang terlibat dalam pengendalian banjir sebagai berikut :
Gambar. 1

2.2 Formulasi Permasalahan
Formulasi permasalahan merupakan pembahasan permasalahan yang dihadapi berdasarkan beberapa kriteria yang kemudian dievaluasikan. Eriyatno (1989) menyatakan bahwa formulasi permasalahan didasarkan pada penentuan informasi yang terperinci yang dihasilkan selama identifikasi sistem. Bila mungkin hal tersebut dikembangkan menjadi suatu pernyataan tentang bagaimana sistem harus bekerja agar memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan dimana jumlah output yang spesifik dapat ditentukan, serta kriteria jalannya sistem yang spesifik agar mencapai suatu optimasi.
Penyusunan sistem pengendalian banjir di Jabotabek dan dapat diformulasikan sebagai berikut :

2.3 Identifikasi Sistem
Sistem pengendalian banjir Jabotabek merupakan kegiatan untuk meminimalkan terjadinya banjir dan perbaikan kualitas lingkungan di wilayah Jabotabek, berdasarkan diagram lingkar sebab akibat pengendalian banjir di Jabotabek dapat dilakukan dengan tiga kegiatan utama yaitu :
1. Teknologi pengendalian banjir yang meliputi pelurusan, sudetan, pembuatan tanggul, pembetonan dinding, dan pengerasan penampang sungai. Sungai-sungai di Indonesia dalam kurun waktu 30 tahun terakhir mengalami hal serupa. Dalam hal ini, mengusahakan air banjir secepat-cepatnya dikuras ke hilir, tanpa memperhitungkan banjir yang akan terjadi di hilir. Pola pelurusan dan sudetan mengakibatkan percepatan aliran air menuju hilir. Di bagian hilir akan menanggung volume aliran air yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya. Jika penampang sungai di tempat tersebut tidak mencukupi maka akan terjadi peluapan ke bagian bantaran. Jika bantaran sungai tidak cukup, bahkan mungkin telah penuh dengan rumah-rumah penduduk, maka akan terjadi penggelembungan atau pelebaran aliran. Akibatnya areal banjir semakin melebar atau bahkan alirannya berpindah arah. Pelurusan dan sudetan sungai pada hakikatnya merupakan penghilangan retensi atau pengurangan kemampuan retensi alur sungai terhadap aliran airnya. Penyelesaian masalah banjir di suatu tempat dengan cara ini pada hakikatnya merupakan penciptaan masalah banjir baru di tempat lain di bagian hilirnya.
2. Perencanaan tata ruang merupakan prespektif menuju keadaan pada masa depan yang diharapkan, bertitik tolak dari data, informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dipakai, serta memeperhatikan keragaman wawasan kegiatan setiap sektor. Perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis ; ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, agar rencana tata ruang yang telah disusun itu tetap sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan keadaan, rencana tata ruang dapat ditinjau kembali dan atau disempurnakan kembali. Perencanaan tata ruang kawasan Bopuncur merupakan penetapan lokasi dominasi pemanfaatan ruang berdasarkan : (a) fungsi kawasan utama yang meliputi kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam, taman nasional, taman wisata alam, kawasan perlindungan setempat yang terdiri dari kawasan sempada sungai,
kawasan sekitar mata air dan kawasan sekitar waduk/danau/situ) dan kawasan budidaya (kawasan pertanian lahan basah, kawasan permukiman, kawasan pertanian lahan kering, kawasan perkebunan dll).
(b) fungsi kawasan dan aspek kegiatan yang meliputi kawasan pedesaan (kawasan pertanian lahan basah dll) dan kawasan perkotaan (Keppres, 1999).
3. Reboisasi merupakan kegiatan penanaman pohon kembali pada daerah-daerah yang gundul atau pada daerah-daerah yang berlereng curam dimana faktor erosi dapat cepat terjadi. Pohon yang ditanam berperan sebagai menahan atau mengurangi daya perusaka butir-butir hujan yang jatuh dan
aliran air diatas permukaan tanah sehingga melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi.
Dalam penyusunan sistem pengendalian banjir harus diperhatikan komponen-komponen yang akurat yang merupakan bagian input terkendali yang meliputi perencanaan tata ruang, teknologi pengendalian banjir dan reboisasi. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang komprehensif dan applicable tentang komponen-komponen tersebut.
Pada hakekatnya identifikasi sistem merupakan usaha untuk menetapkan ukuran-ukuran kuantitatif pada sebanyak mungkin peubah-peubah sistem dan mempelajari terjadinya kendala-kendala yang dihadapi. Komponen-komponen dalam input lingkungan dan input tidak terkendali merupakan aspek yang harus diantisipasi dalam pengendalian banjir di Jabotabek. Meskipun sulit untuk merubahnya tetapi dalam sistem ini perlu mengakomodasi kemungkinan perubahan yang akan terjadi pada komponenkomponen tersebut.
MODEL PENGENDALIAN BANJIR DENGAN AHP
Tujuan utama dari hirarki ini adalah Sistem Pengendalian Banjir di Jabotabek. Kriteria-kriteria yang dikembangkan dalam pengendalian banjir adalah Pendangkalan Sungai, Pengelolaan DAS, Aliran Permukaan, Daerah Resapan, Perilaku Masyarakat dan Reklamasi Pantai.
Faktor pendangkalan sungai termasuk faktor penting pada kejadian banjir. Pendangkalan sungai berarti terjadinya pengecilan tampang sungai, hingga sungai tidak mampu mengalirkan air yang melewatinya dan akhirnya meluap. Pendangkalan sungai dapat diakibatkan oleh proses pengendapan (sedimentasi) terus-menerus, terutama di bagian hilir sungai. Masalah pendangkalan sungai sudah sangat serius dan ditemukan di hampir seluruh daerah hilir/muara di Indonesia.
Daerah Aliran Sungai adalah wilayah tangkapan air hujan yang akan mengalir ke sungai yang bersangkutan. Perubahan fisik yang terjadi di DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan retensi DAS terhadap banjir. Retensi DAS dimaksudkan sebagai kemampuan DAS untuk menahan air di bagian hulu. Manfaat langsung peningkatan retensi DAS adalah konservasi air di DAS terjaga, muka air tanah stabil, sumber air terpelihara, kebutuhan air untuk tanaman terjamin dan fluktuasi debit sungai dapat stabil. Memperbaiki retensi DAS pada prinsipnya adalah memperbanyak kemungkinan air hujan dapat meresap secara alamiah ke dalam tanah sebelum masuk ke sungai atau mengalir ke hilir. Untuk hal ini perlu kesadaran masyarakat secara masal terhadap pentingnya DAS melalui proses pembelajaran sosial yang intensif dan terusmenerus.
Aliran permukaan yaitu air yang mengalir diatas permukaan tanah. Bentuk aliran inilah yang penting sebagai penyebab erosi, oleh karena merupakan pengangkutan bagian-bagaian tanah. Aliran permukaan berpengaruh pada pengendalian banjir, semakin tinggi aliran permukaan semakin cepat terjadinya banjir sehingga pengendalian aliran permukaan merupakan bagian pengendalian banjir.
Daerah Resapan merupakan daerah tempat masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi tidak mesti) melalui permukaan dan secara vertikal. Masuknya air dari luar ke permukaan tanah biasa disebut infiltrasi sedangkan peristiwa bergeraknya air ke bawah dalam profil tanah biasa disebut perkolasi. Daerah resapan tidak bisa lepas dari infiltrasi dan perkolasi . Daerah resapan berperan dalam pengendalian banjir, semakin banyak pori tanah yang tertutup oleh bangunan atau gedung, daerah resapan akan semakin kecil sehingga memperbesar terjadinga air yang mengalir di permukaan dan menyebabkan terjadinya banjir.
Perilaku masyarakat penyebab banjir yang meliputi pengundulan hutan, pembuangan sampah di sungai, pembangunan pemukiman di bantaran sungai, pembangunan pemukiman yang diluar tata ruang peruntukan dan lain-lain. Perilaku masyarakat yang negatif ini dapat memperbesar dan mempercepat terjadinya banjir, pernah terjadi di daerah Bogor tidak hujan dan hujan hanya berada di Jakarta dalam tempo tidak terlalu lama sudah menyebabkan terjadinya banjir hal ini diakibatkan oleh perilaku manusia yang membuang sampah sembarangan khususnya pada daerah aliran sungai sehingga kapasitas sungai tidak mencukupi dan terjadi luapan air yang mengakibatkan banjir atau saluran irigasi yang tersumbat oleh sampah sehingga air yang seharusnya mengalir di saluran irigasi meluap ke jalan-jalan.
Reklamasi pantai merupakan pengurukan suatu wilayah dengan tanah atau bahan padat, yang dahulu merupakan daerah tangkapan air (hutan mangrove, tambak, situ dll) menjadi suatu daratan yang layak secara ekonomis. Perubahan penggunaan lahan yang menyalahi hukum alam akan menyebabkan luapan air, air yang seharusnya sudah bisa masuk kelaut karena adanya reklamasi pantai menyebabkan air mencari jalan alternatif ke laut melalui perumahan-perumahan penduduk yang mempunyai permukaan tanah yang rendah dan menyebabkan terjadinya banjir diareal perumahan tersebut sehingga reklamasi pantai pada intinya menguntungkan segelintir orang dan merugikan masyarakat banyak.
Setelah level kriteria semua diisi, maka level alternatif diisi dengan Perencanaan Tata Ruang, Reboisasi dan Teknologi Pengendalian (Gambar 1).
Setelah penyusunan hirarki selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan antar elemen-elemen dengan memperhatikan pengaruh elemen pada level di atasnya. Pembagian pertama dilakukan untuk elemen-elemen pada level kriteria dengan memperhatikan level diatasnya, yaitu goal atau tujuan utamanya. Pembandingan dilakukan dengan skala satu sampai sembilan dan memenuhi aksioma-aksioma AHP.

Gambar 1. Hirarki Sistem Pengendalian Banjir di Jabotabek

Matriks perbandingan dari level dua dengan memperhatikan keterkaitannya dengan level satu adalah sebagai berikut :
Tabel .3
Perbandingan Pasar Kriteria
PS PD AP DR PM RP Bobot Prioritas
PS 1 2 2 2 3 3 0.098
PD 1 4 3 6 4 0.116
AP 1 5 5 6 0.226
DR 1 4 2 0.058
PM 1 7 0.467
RP Incon 0.009 1 0.035

Keterangan :

PS = Pendangkalan Sungai
PD = Pengelolaan DAS
AP = Aliran Permukaan
DR = Daerah Resapan
PM = Perilaku Masyarakat
RP = Reklamasi Pantai

Dari matrik perbandingan tersebut (Tabel 3.) terlihat bahwa perilaku masyarakat (0,467) merupakan kriteria terpenting dalam pengendalian banjir dilanjutkan aliran permukaan,(0,226), pengelolaan DAS (0,116), pendangkalan sungai (0,098), daerah resapan (0,058) dan yang terakhir adalah reklamasi pantai (0,035). Urutan tersebut berdasarkan bobot prioritas yang dihasilkan matriks perbandingan tersebut dimana bobot yang lebih tinggi diletakkan sebagai faktor utama pengendalian banjir sedangkan semakin kecil bobot tersebut akan semakin rendah terhadap pengendalian banjir.
Sebenarnya tanpa bobot prioritas dapat diperkirakan kriteria yang penting dalam pengendalian banjir di Jabotabek yaitu perilaku manusia, karena berdasarkan analisa keadaan di lapang, masyarakat Indonesia belum terbiasa membuang sampah pada tempat yang disediakan sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan sampah pada suatu wilayah sehingga menyebabkan terjadinya banjir hal ini bisa dilihat setelah terjadi banjir terjadi penumpukan sampah pada kanal-kanal air sebagian sungai di Jabotabek.
Setelah matriks perbandingan level dua selesai diisi dan dihitung bobot prioritasnya, langkah selanjutnya, membuat matriks perbandingan antar elemen level tiga dengan memperhatikan keterkaitannya dengan elemen level dua. Pada tahap ini ada enam matriks perbandingan yang dibuat karena ada elemen-elemen level tiga yaitu alternatif yang meliputi Perencanaan Tata Ruang, Reboisasi dan Teknologi Pengendalian. Matriks perbandingan antara level dua yaitu kriteria dalam hal ini adalah pendangkalan sungai terhadap level tiga adalah sebagai berikut (Tabel 4.) :

Dalam matriks perbandingan elemen level tiga terhadap pendangkalan sungai terlihat bahwa reboisasi adalah yang terbaik meskipun bobot prioritas belum dihitung. Jadi hal ini terjadi karena alternatif reboisasi lebih disukai daripada alternatif teknologi pengendalian dan perencanaan tata ruang. Reboisasi berperan negatif dalam pendangkalan sungai karena dengan adanya alternatif reboisasi kemungkinan terjadi erosi semakin kecil dan bahan yang terbawa oleh air sungai tidak besar sehingga tidak terjadi banyak pengendapan di daerah hilir. Teknologi pengendalian agak berperan saat terjadi pengerukan endapan di sungai tetapi hal ini tergantung pada ketersediaan dana, jadi pencegahan ini adalah pencegahan kuratif sedangkan penghijauan adalah pencegahan preventif dalam hal ini pencegahan preventif lebih baik daripada pencegahan kuratif. Untuk perencanaan tata ruang kurang berperan dalam proses pendangkalan sungai karena perencanaan tata ruang merupakan alternatif kebijakan dalam penggunaan lahan.

Matriks perbandingan antara level dua untuk pengelolaaan DAS adalah sebagai berikut (Tabel 5.):

Dalam matriks perbandingan pada level untuk pengelolaan DAS terlihat bahwa reboisasi adalah yang terbaik. Jadi hal ini terjadi karena alternatif reboisasi lebih disukai daripada alternatif perencanaan tata ruang dan teknologi pengendalian. Reboisasi berperan dalam pengelolaan DAS hal ini karena dengan adanya reboisasi, DAS suatu daerah tidak banyak menerima bahan-bahan erosi sehingga menyebabkan DAS terjaga kelestariannya dan lebar sungai tidak mengalami penyempitan akibat banyak bahan endapan yang terbawa dari hulu ke hilir. Untuk alternatif perencanaan tata ruang dan pengendalian teknologi kedua elemen dianggap sama dan mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap pengendalian banjir.
Matriks perbandingan antara level dua untuk aliran permukaan adalah sebagai berikut (Tabel 6.):


Dalam matriks perbandingan pada level untuk aliran permukaan terlihat bahwa perencanan tata ruang dan teknologi pengendalian adalah yang terbaik. Alternatif perencanaan tata ruang dan teknologi pengendalian disukai daripada alternatif rebosisasi. Perencanaan tata ruang dan teknologi pengendalain berperanan sama dalam mengelola aliran permukaan karena perencanaan tata ruang yang baik akan menyebabkan besarnya aliran permukaan yang ada tidak begitu besar sedangkan teknologi pengendalian juga berperan mengurangi aliran permukaan dengan adanya pembuatan waduk-waduk sehingga aliran permukaan yang mangalir dari hulu ke hilir bisa diantisipasi.
Matriks perbandingan antara level dua untuk daerah resapan adalah sebagai berikut (Tabel 7.):

Dalam matriks perbandingan pada level untuk daerah resapan terlihat bahwa teknologi pengendalian adalah yang terbaik dilanjutkan reboisasi dan perencanaan tata ruang. Teknologi pengendalian merupakan hal yang penting dalam daerah resapan hal ini karena dengan pembuatan waduk atau dam-dam akan menyebabkan perluasan daerah resapan sehingga air tidak mengalir dan tertampung di waduk-waduk sehingga kapasitas infiltrasi akan semakin tinggi dan perkolasi juga semakin tinggi. Alternatif kedua yang baik untuk daerah resapan adalah reboisasi karena dengan adanya reboisasi akan memperbanyak resapan air karena akar tumbuhan akan mengikat butir-butir air yang mengalir di permukaan sehingga akan terserap oleh tanah.

Matriks perbandingan antara level dua untuk perilaku masyarakat adalah sebagai berikut (Tabel 8.):

Dalam matriks perbandingan pada level untuk perilaku masyarakat terlihat bahwa teknologi pengendalian adalah yang terbaik dilanjutkan oleh reboisasi dan perencanaaan tata ruang. Teknologi pengendalian sangat bereperan dalam perilaku masyarakat karena teknologi pengendalian dapat berfungsi sebagai perbaikan
lingkungan dimana kualitas lingkungan sangat tergantung kepada perilaku masyarakat.
Reboisasi berkaitan dengan perialkua masyarakat, masyarakat yang berpeilaku positif akan menyebabkan terjadinya pelestarian alam sedangkan masyarakat yang berperilaku negatif akan mengurangi terjadinya keseimbangan alam.
Matriks perbandingan antara level dua untuk reklamasi pantai adalah sebagai berikut (Tabel 9.):

Dalam matriks perbandingan pada level untuk reklamasi pantai terlihat bahwa reboisasi merupakan alternatif pertama, karena reklamasi pantai akan menyebabkan suatu wilayah mengalami penurunan kemampuan infiltrasi dan perkolasi sehingga dibutuhkan kegiatan reboisasi. Teknologi pengendalian merupakan alternatif kedua karena dengan perencanaan yang sesuai dengan amdal maka reklamasi pantai tidak begitu berdampak negatif terhadap lingkungan.
Setelah semua matriks perbandingan untuk level tiga selesai diisi dan diolah maka didapatkan bobot prioritas lokal. Operasi perkalian antar matriks lokal kemudian dilanjutkan operasi perkalian dengan prioritas global. Prioritas-prioritas lokal dan prioritas global dari pengendalian banjir ditunjukkan dalam table berikut :

Pada tabel 10 dalam kolom alternatif yang meliputi perencanaan tata ruang, reboisasi dan pengendalian teknologi menunjukkan bahwa perencanaan tata ruang merupakan nilai yang tertinggi (0,0659) hal ini disebabkan oleh lima dari enam kriteria yaitu pendangkalan sungai, pengelolaan DAS, daerah resapan, perilaku masyarakat dan reklamasi pantai mempunyai nilai unggul dibandingkan dengan alternatif reboisasi dan teknologi pengendalian. Teknologi pengendalian mempunyai nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan reboisasi karena teknologi pengendalian unggul pada kriteria pendangkalan sungai, pengelolaan DAS dan reklamasi pantai terhadap reboisasi, sebenarnya perbandingan keunggulan antara pengendalian teknologi dengan reboisasi sama-sama mempunyai 3 (tiga) kriteria keunggulan tetapi karena bobot penilaian pada kriteria lebih tinggi sehingga menyebabkan nilai dari prioritas global untuk teknologi
pengendalian mempunyai nilai lebih tinggi yaitu 0,185 dibandingkan dengan reboisasi 0,156.
Dalam alternatif reboisasi terdapat satu kriteria yang paling tinggi yaitu pada kriteria aliran permukaan dan dalam alternatif reboisasi juga terdapat prioritas yang paling rendah untuk kriteria pendangkalan sungai, pengeloaan DAS dan reklamasi pantai. Sedangkan untuk kriteria daerah resapan dan perilaku manusia merupakan prioritas menengah.
Alternatif teknologi pengendalian dalam tujuan pengendalian banjir merupakan alternatif yang terakhir karena dalam enam kriteria yang dianalisa tidak ada satupun yang menonjol sehingga alternatif teknologi pengendalian merupakan alternatif yang terakhir dalam penanganan banjir di Jabotabek. Pola pelurusan dan sudetan mengakibatkan percepatan aliran air menuju hilir. Di bagian hilir akan menanggung volume aliran air yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya. Penyelesaian masalah banjir di suatu tempat dengan cara ini pada hakikatnya merupakan penciptaan masalah banjir baru di tempat lain di bagian hilirnya. Oleh karena itu, pola penanganan banjir di Indonesia dengan menggunakan prinsip integralistik yaitu One River-One Plant and One Intergrated Management. Dengan prinsip ini maka banjir juga harus dibagi secara integral sepanjang sungai menjadi banjir kecil-kecil, guna menghindari banjir besar yang destruktif di suatu tempat tertentu.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang diuraikan dalam makalah ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Permasalahan banjir di Jabotabek adalah merupakan masalah yang komplek sehingga untuk pemecahan masalah dilakukan secara sibernetik, holistik dan efektif dengan pendekatan kesisteman. Pengendalian banjir secara kesisteman yang berarti didalamnya terdiri dari kriteria-kriteria yang saling terkait dan mempengaruhi guna mencapai tujuan.
2. Dalam makalah ini pengendalian banjir dapat dikategorikan berdasarkan kriteriakriteria yang terdiri dari pendangkalan sungai, pengeloaan DAS, aliran permukaan, daerah resapan, perilaku masyarakat dan reklamasi pantai sedangkan alternatif pemecahannya berdasarkan perencanaan tata ruang, reboisasi dan teknologi pengendalian.
3. Proses pencapaian tujuan dengan menggunakan AHP yang perlu diperhatikan adalah kriteria jangan terlalu banyak baik arah vertikal maupun horidontal. AHP dapat digunakan untuk analisis pengendalian banjir sehingga dari beberapa alternatif dapat dipilih alternatif pengendalian banjir yang terbaik. Berdasarkan alternatif perencanaan tata ruang, reboisasi dan teknologi pengendalian menunjukkan bahwa perencanaan tata ruang mempunyai prioritas yang paling baik sebesar 55,0 % dilanjutkan reboisasi sebesar 29,3 % dan yang terakhir adalah teknologi pengendalian sebesar 15,8 %.

B. SARAN
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan AHP maka sistem pengendalian banjir di Jabotabek dapat direkomendasikan sebagai berikut : Perencanaan tata ruang merupakan faktor utama dalam pengendalian banjir sehingga perencanaan tata ruang yang sudah disusun untuk segera dilaksanakan secara benar dan adil, benar disini adalah secara sungguh-sungguh melaksanakan tata ruang secara konsisten dan tidak secara musiman karena saat ini ada kecenderungan apabila terjadi banjir baru dicari kambing hitam permasalahan sedangkan adil adalah tidak pilih kasih dalam pelaksanaan tata ruang, dimana salah satu penyebabnya adalah penggusuran atau pembongkaran villa yang tidak punya IMB tetapi pada kasus lain villa yang tidak punya IMB tidak digusur sehingga diperlukan pelaksanaan hukum secara sungguhsungguh.

C. DAFTAR BELAKANG MASALAH
Arsyad S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Presss, Bogor.
Eriyatno. 1989. Analisis Sistem Industri Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
________. 1999. Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektivitas manajemen. Jilid I. IPB Presss, Bogor.
Keppres. 1999. Keppres Nomor 114 Tahun 1999 Tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak dan Cianjur. Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Suriadi, A.B. 2002. Analisis Sederhana dari Kompleksitas Masalah Banjir Jakarta. Bakosurtanal.
BJ Pratondo, P 026014021/PSL, Email : tondobj@hotmail.com. © 2002 B.J. Pratondo Posted: 2 December, 2002. Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pasca Sarjana / S3, Institut Pertanian Bogor, November 2002, Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab), Prof Dr Ir Zahrial Coto, Dr Bambang Purwantara.

Read more...

Manajemen Dana Bank

>> Senin, 08 Maret 2010

Sistem Keuangan Modern mempunyai fungsi sebagai berikut antara lain : Tabungan, Penyimpanan kekayaan (wealth function), Likuiditas, Kredit, Pembayaran, Risiko dan kebijakan.

Adapun dibank terdapat pasar uang dan pasar modal. Pasar uang adalah pasar untuk dana-dana yang bersifat jangka pendek di mana lembaga-lembaga, perusahaan-perusahaan dan individu (ultimate lender) yang memiliki kelebihan dana yang bersifat sementara (unit surplus) memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang sedang mengalami kekurangan dana (ultimate borrower) yang bersifat sementara (unit defisit). Dengan fungsi membiayai modal kerja suatu perusahaan. Sedangkan pasar modal merupakan pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang oleh unit-unit usaha, lembaga pemerintah dan rumah tangga. Transaski dalam pasar modal memungkinkan pembangunan pabrik, jalan-jalan tol, dan perumahan. Instrument keuangan yang digunakan dalam pasar modal memiliki jatuh tempo yang lebih dari 1 tahun dan nilainya bervariasi dari nilai relatif kecil sampai nilai besar.

Diketahui lembaga keuangan merupakan badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinansial atau aset riil. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.

Lembaga Keuangan (lembaga intermediasi) terdiri dari lembaga keuangan depositori (depository intermediary) dan lembaga keuangan non depositori (non depository finacial institution). Lembaga keuangan depositori menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (deposits) misalnya giro, tabungan atau deposito berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus. Lembaga keuangan tersebut antara lain bank.

Lembaga keuangan non deopsitori atau lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan ini bersifat kontraktual yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung terhadap risiko ketidakpastian.

Intermediasi keuangan adalah suatu proses/kegiatan pengalihan dana dari penabung (ultimate lenders) kepada peminjam (ultimate borrowers). Proses tersebut dilakukan oleh lembaga keuangan dengan cara membeli sekuritas primer yang diterbitkan oleh unit deficit dan dalam waktu yang sama lembaga keungan mengeluarkan sekuritas sekunder kepada penabung atau unit surplus. Sekuritas primer antara lain : saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit dan sebagainya. Sedangkan sekuritas sekunder antara lain : giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, reksa dana dan sebagainya.

Diketahui bahwa lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi memiliki peran yang sangat strategis dalam proses intermediasi keuangan sebagai berikut :
Pengalihan aset (asset transmutation); dalam memenuhi kebutuhan dananya, unit ekonomi menerbitkan sekuritas primer yang jangka waktunya dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhannya.
Likuiditas; berkaitan dengan kemampuan memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan.
Realokasi pendapatan; merealokasi penghasilan pada dasarnya dapat membeli dan menyimpan barang (rumah) namun dengan memiliki sekuritas sekunder yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan seperti simpanan bank, polis asuransi jiwa, reksa dana, program pensiunan, akan jauh lebih baik dibandingkan dengan alternatif pertama.
Transaksi; sekuritas seunder yang diterbitkan lembaga internediasi keuangan seperti : rekening giro, tabungan, deposito berjangka atau sertifikat deposito yang merupakan bagian dari sistem pembayaran/transaksi.

Lembaga keuangan memeperoleh dana dalam sistem keuangan antara lain melalui pembiayaan langsung, pembiayaan semi langsung, pembiayaan tidak langsung. Pembiayaan langsung (direct finance) yang dilakukan atas dasar kesepakatan, peminjam menyerahkan bukti utang (klaim finansial). Kalim yang timbul tersebut merupakan sekuritas primer dikarenakan pengalihan surat-surat berharga tersebut langsung dari peminjam kepada pemilik dana. Selanjutnya, pembiayaan semi langsung yang merupakan proses pertukaran dana dengan surat utang antara unit surplus dengan unit defisit dilakukan dengan melalui jasa lembaga internediasi keunngan. Proses pemindahan dana tersebut sangat tergantung pada peran dan intervensi pihak ketiga yaitu broker, dan dealer atau investment bank untuk menyelesaikan transaksi keuangan tersebut. Adapun pembiayaan tidak langsung dikembangkan oleh lembaga intermediasi keuangan seperti bank dan memiliki peran utama melayani penabung dan peminjam dengan menawarkan berbagai alternatif produk dan jasa keuangan.



Source : http://www.scribd.com/doc/2434287/manajemen-keuangan-Bank

erwin depok

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP